| 3 komentar ]

Seorang gadis kecil bertanya kepada ayahnya, "Ayah, bisakah seseorang
melewati seumur hidupnya tanpa berbuat dosa?"

Ayahnya menjawab sambil tersenyum : "tak mungkin, nak."

"Bisakah seseorang hidup setahun tanpa berbuat dosa?" tanyanya lagi.

Ayahnya berkata: "tak mungkin, nak."

"Bisakah seseorang hidup sebulan tanpa berbuat dosa?"

Lagi-lagi ayahnya berkata : "Tak mungkin, nak."

"Bisakah seseorang hidup sehari saja tanpa berbuat dosa?" gadis kecil itu
bertanya lagi.
Ayahnya mengernyitkan dahi dan berpikir keras untuk menjawab: "mm.....
mungkin bisa, nak."

"Lalu.... bisakah seseorang hidup satu jam tanpa dosa? tanpa berbuat jahat
untuk beberapa saat, hanya waktu demi waktu saja, yah? Bisakah?"

Ayahnya tertawa dan berkata : "Nah, kalau itu pasti bisa, nak."

Gadis kecil itu tersenyum lega dan berkata : "Kalau begitu ayah, aku mau
memperhatikan hidupku jam demi jam, waktu demi wa ktu, momen demi momen,
supaya aku bisa belajar tidak berbuat dosa. Kurasa hidup jam demi jam lebih
mudah dijalani, ya?"

| 0 komentar ]


tidak ada orang kaya
tidak ada orang pandai
tidak ada orang sukses

kalau
tidak ada yang miskin
tidak ada yang bodoh
tidak ada yang gagal

kaya, miskin, pandai, bodoh, sukses, gagal hanyalah label
label yang diberikan orang lain kepada yang lainnya

apakah ketika ada yang mengatakan kita pandai berarti kita pandai
apakah ketika ada yang mengatakan kita kaya berarti kita kaya
apakah ketika ada yang mengatakan kita sukses berarti kita sukses

atau
apakah ketika ada yang mengatakan kita bodoh berarti kita bodoh
apakah ketika ada yang mengatakan kita miskin berarti kita miskin
apakah ketika ada yang mengatakan kita gagal berarti kita gagal

kita sendirilah yang menentukan
kita sendirilah yang menerima
dan kemudian memasukkan kedalam mindset kita

semua label yang kita terima
itulah yang akan menjadikan diri kita pada akhirnya

ketika kita menganggap kita pintar maka itulah kita
ketika kita mengaggap kita kaya maka itulah kita
ketika kita menganggap kita sukses maka itulah kita

maka berhati-hatilah sahabat
akan label yang kita terima

karena ketika kita menganggap kita gagal maka itulah kita

Jika Pemikiran itu terjadi maka ubahlah segera
dan Katakanlah

tidak ada kegagalan yang ada hanyalah pembelajaran

| 0 komentar ]


RockYou FXText

| 0 komentar ]

| 0 komentar ]

Hikmah Ramadhan

MASYRU'IYAT PUASA RAMADHAN

"Wahai orang-orang yang beriman diwajibkan atas kamu sekalian puasa, sebagaimana diwajibkan atas
orang-orang sebelum kamu agar kamu sekalian bertaqwa "( QS Al-Baqarah : 183 ).

1. Puasa Ramadhan hukumnya Fardu `Ain
2. Puasa Ramadhan disyari'atkan bertujuan untuk menyempurnakan ketaqwaan

KEUTAMAAN BULAN RAMADHAN DAN KEUTAMAAN BERAMAL DIDALAMNYA

1. Bulan Ramadhan adalah:
a. Bulan yang penuh Barakah.
b. Pada bulan ini pintu Jannah dibuka dan pintu neraka ditutup.
c. Pada bulan ini Setan-Setan dibelenggu.
d. Dalam bulan ini ada satu malam yang keutamaan beramal didalamnya lebih baik daripada beramal seribu bulan di bulan lain, yakni malam LAILATUL QADR.
e. Pada bulan ini setiap hari ada malaikat yang menyeru menasehati siapa yang berbuat baik agar bergembira dan yang berbuat ma'shiyat agar menahan diri.

2. Keutamaan beramal di bulan Ramadhan antara lain :

a. Amal itu dapat menutup dosa-dosa kecil antara setelah Ramadhan yang lewat sampai dengan Ramadhan berikutnya.
b. Menjadikan bulan Ramadhan memintakan syafaa't.
c. Khusus bagi yang puasa disediakan pintu khusus yang bernama Rayyaan untuk memasuki Jannah.

RUKUN PUASA

a. Berniat sejak malam hari
b. Menahan makan, minum, koitus (Jima') dengan istri di siang hari sejak terbit fajar sampai terbenam matahari (Maghrib),

Wanita yang sedang haidh dilarang puasa sampai habis masa haidhnya, lalu melanjutkan puasanya. Di luar Ramadhan ia wajib mengqadha puasa yag ditinggalkannya selama dalam haidh.

YANG DIBERI KELONGGARAN UNTUK TIDAK PUASA RAMADHAN

Orang Mu'min yang diberi kelonggaran diperbolehkan untuk tidak puasa Ramadhan, tetapi wajib mengqadha di bulan lain, mereka itu ialah :
a). Orang sakit yang masih ada harapan sembuh.
b) Orang yang bepergian ( Musafir ). Musafir yang merasa kuat boleh meneruskan puasa dalam safarnya, tetapi yang merasa lemah dan berat lebih baik berbuka, dan makruh memaksakan diri untuk puasa.

Orang Mu'min yang diberi kelonggaran diperbolehkan untuk tidak mengerjakan puasa dan tidak wajib mengqadha, tetapi wajib fidyah (memberi makan sehari seorang miskin). Mereka adalah orang yang tidak lagi mampu mengerjakan puasa karena :
a). Umurnya sangat tua dan lemah.
b). Wanita yang menyusui dan khawatir akan kesehatan anaknya.
c). Karena mengandung dan khawatir akan kesehatan dirinya.
d). Sakit menahun yang tidak ada harapan sembuh.
e). Orang yang sehari-hari kerjanya berat yang tidak mungkin mampu dikerjakan sambil puasa, dan tidak mendapat pekerjaan lain yang ringan.

HAL-HAL YANG MEMBATALKAN PUASA

a. Sengaja makan dan minum di siang hari. Bila terlupa makan dan minum di siang hari, maka tidak membatalkan puasa.
b. Sengaja membikin muntah, bila muntah dengan tidak disengajakan, maka tidak membatalkan puasa.
c. Dengan sengaja menyetubuhi istri di siang hari Ramadhan, ini disamping puasanya batal ia terkena hukum yang berupa : memerdekakan seorang hamba, bila tidak mampu maka puasa dua bulan berturut-turut, dan bila tidak mampu, maka memberi makan enam puluh orang miskin.
d. Datang bulan di siang hari Ramadhan ( sebelum waktu masuk Maghrib)

HAL-HAL YANG BOLEH DIKERJAKAN WAKTU IBADAH PUASA

a. Menyiram air ke atas kepala pada siang hari karena haus ataupun udara panas, demikian pula menyelam kedalam air pada siang hari.
b. Menta'khirkan mandi junub setelah adzan Shubuh.
c. Berbekam pada siang hari.
d. Mencium, mencumbu istri tetapi tidak sampai bersetubuh di siang hari (hukumnya makruh)
e. Beristinsyak (menghirup air kedalam hidung) terutama bila akan berwudhu, asal tidak dikuatkan menghirupnya.
f. Disuntik di siang hari.
g. Mencicipi makanan asal tidak ditelan.

ADAB-ADAB PUASA RAMADHAN
1. Berbuka apabila sudah masuk waktu Maghrib.
Sunnah berbuka adalah sbb :
a. Disegerakan yakni sebelum melaksanakan shalat Maghrib dengan makanan yang ringan seperti rutob (kurma muda), kurma dan air saja, setelah itu baru melaksanakan shalat.
b. Tetapi apabila makan malam sudah dihidangkan, maka terus dimakan, jangan shalat dahulu.
c. Setelah berbuka berdo'a dengan do'a sbb : Artinya : "Telah hilang rasa haus, dan menjadi basah semua urat-urat dan pahala tetap wujud insya Allah."

2. Makan sahur. Adab-adab sahur :
a. Dilambatkan sampai akhir malam mendekati Shubuh.
b. Apabila pada tengah makan atau minum sahur lalu mendengar adzan Shubuh, maka sahur boleh diteruskan sampai selesai, tidak perlu dihentikan di tengah sahur karena sudah masuk waktu Shubuh.

3. Lebih bersifat dermawan (banyak memberi, banyak bershadaqah, banyak menolong) dan banyak membaca al-qur'an
4. Menegakkan shalat malam/shalat Tarawih dengan berjama'ah. Dan shalat Tarawih ini lebih digiatkan lagi pada sepuluh malam terakhir (20 hb. sampai akhir Ramadhan). Cara shalat Tarawih adalah :
a. Dengan berjama'ah.
b. Salam tiap dua raka'at dikerjakan empat kali, atau salam tiap empat raka'at dikerjakan dua kali dan ditutup dengan witir tiga raka'at.
c. Dibuka dengan dua raka'at yang ringan.
d. Bacaan dalam witir : Raka'at pertama : Sabihisma Rabbika. Roka't kedua : Qul yaa ayyuhal kafirun. Raka'at ketiga : Qulhuwallahu ahad.
e. Membaca do'a qunut dalam shalat witir.

5. Berusaha menepati lailatul qadar pada sepuluh malam terakhir, terutama pada malam-malam ganjil. Bila dirasakan menepati lailatul qadar hendaklah lebih giat beribadah dan membaca : Yaa Allah Engkaulah pengampun, suka kepada pengampunan maka ampunilah aku.
6. Mengerjakan i'tikaf pada sepuluh malam terakhir.
7. Menjauhi perkataan dan perbuatan keji dan menjauhi pertengkaran.

Cara i'tikaf:
a. Setelah shalat Shubuh lalu masuk ke tempat i'tikaf di masjid.
b. Tidak keluar dari tempat i'tikaf kecuali ada keperluan yang mendesak.

| 0 komentar ]

Peringatan hari kemerdedekaan RI yang ke-63 memberikan kemeriahan di segenap lapisan masyarakat. Terlebih karena peringatan ini di peringatai satu tahun sekali. Seperti tahun-tahun sebelumnya diawali dari tingkat desa, kecamatan sampai kabupaten selalu mengadakan acara Karnaval. Pada hari Minggu kemarin bertepatan tanggal 17 Agustus 2008, desaku mengadakan acara tersebut dengan segala kemerihannya. Lebih-lebih anakku yang seminggu sebelum acara karnaval sudah minta baju POLISI untuk acara karnaval tersebut.

Entah apa yang ada dalam pikiran anakku, atau mungkin cita-cita pengin jadi seorang Polisi. Sebagai Orang Tua kami hanya mendukung cita-citanya, asalkan nanti menjadi Polisi yang benar-benar Polisi yang mengayomi masyarakat bukan Polisi yang malah membebani mayarakat. Doain saja smoga aja tercapai cita-citanya. Aminn....

Nih Polisi Kecilku

Nih Keponakan (nenes) Jadi Penari

Nih sama temennya (Alip) Jadi Atlit basket

Nih Ayu ditengah Adiknya Aji

| 0 komentar ]



Cukup...!

Alkisah, seorang petani menemukan sebuah mata air ajaib.
Mata air itu bisa mengeluarkan kepingan uang emas yang tak terhingga banyaknya.
Mata air itu bisa membuat si petani menjadi kaya raya seberapapun yang diinginkannya, sebab kucuran uang emas itu baru akan berhenti bila si petani mengucapkan
kata "cukup".
Seketika si petani terperangah melihat kepingan uang emas berjatuhan di depan h id ungnya.
Diambilnya beberapa ember untuk menampung uang kaget itu.
Setelah semuanya penuh, dibawanya ke gubug mungilnya untuk disimpan disana.
Kucuran uang terus mengalir sementara si petani mengisi semua karungnya, seluruh tempayannya, bahkan mengisi penuh rumahnya. Masih kurang! Dia menggali
sebuah lubang besar untuk menimbun emasnya.
Belum cukup, dia membiarkan mata air itu terus mengalir hingga akhirnya petani itu mati tertimbun bersama ketamakannya karena dia tak pernah bisa berkata
cukup.
Kata yang paling sulit diucapkan oleh manusia barangkali adalah kata "cukup".
Kapankah kita bisa berkata cukup?
Hampir semua pegawai merasa gajinya belum bisa dikatakan sepadan dengan kerja kerasnya.
Pengusaha hampir selalu merasa pendapatan perusahaannya masih dibawah target.
Istri mengeluh suaminya kurang perhatian.
Suami berpendapat istrinya kurang pengertian.
Anak-anak menganggap orang tuanya kurang murah hati.
Semua merasa kurang dan kurang.
Kapankah kita bisa berkata cukup?
Cukup bukanlah soal berapa jumlahnya.
Cukup adalah persoalan kepuasan hati.
Cukup hanya bisa diucapkan oleh orang yang bisa mensyukuri.
Tak perlu takut berkata cukup.
Mengucapkan kata cukup bukan berarti kita berhenti berusaha dan berkarya.
"Cukup" jangan diartikan sebagai kondisi stagnasi, mandeg dan berpuas diri.
Mengucapkan kata cukup membuat kita melihat apa yang telah kita terima, bukan apa yang belum kita dapatkan.
Jangan biarkan kerakusan manusia membuat kita sulit berkata cukup.
Belajarlah mencukupkan diri dengan apa yang ada pada diri kita hari ini, maka kita akan menjadi manusia yang berbahagia.
Belajarlah untuk berkata "Cukup"

| 0 komentar ]



Air Mendidih


Seorang anak mengeluh pada ayahnya mengenai kehidupannya dan menanyakan mengapa hidup ini terasa begitu berat baginya. Ia tidak tahu bagaimana menghadapinya dan hampir menyerah. Ia sudah lelah untuk berjuang. Sepertinya setiap kali satu masalah selesai, timbul masalah baru.
Ayahnya, seorang koki, membawanya ke dapur. Ia mengisi 3 panci dengan air dan menaruhnya di atas api. Setelah air di panci-panci tersebut mendidih. Ia menaruh wortel di dalam panci pertama, telur di panci kedua dan ia menaruh kopi bubuk di panci terakhir. Ia membiarkannya mendidih tanpa berkata-kata. Si anak membungkam dan menunggu dengan tidak sabar, memikirkan apa yang sedang dikerjakan sang ayah. Setelah 20 menit, sang ayah mematikan api. Ia menyisihkan wortel dan menaruhnya di mangkuk, mengangkat telur dan meletakkannya di mangkuk yang lain, dan menuangkan kopi di mangkuk lainnya. Lalu ia bertanya kepada anaknya, "Apa yang kau lihat, nak?" "Wortel, telur, dan kopi" jawab si anak.
Ayahnya mengajaknya mendekat dan memintanya merasakan wortel itu. Ia melakukannya dan merasakan bahwa wortel itu terasa lunak. Ayahnya lalu memintanya mengambil telur dan memecahkannya. Setelah membuang kulitnya, ia mendapati sebuah telur rebus yang mengeras. Terakhir, ayahnya memintanya untuk mencicipi kopi. Ia tersenyum ketika mencicipi kopi dengan aromanya yang khas.
Setelah itu, si anak bertanya, "Apa arti semua ini, Ayah?" Ayahnya menerangkan bahwa ketiganya telah menghadapi kesulitan yang sama, perebusan, tetapi masing- masing menunjukkan reaksi yang berbeda. Wortel sebelum direbus kuat, keras dan sukar dipatahkan. Tetapi setelah direbus, wortel menjadi lembut dan lunak. Telur sebelumnya mudah pecah. Cangkang tipisnya melindungi isinya yang berupa cairan. Tetapi setelah direbus, isinya menjadi keras. Bubuk kopi mengalami perubahan yang unik. Setelah berada di dalam rebusan air, bubuk kopi merubah air tersebut. "Kamu termasuk yang mana?," tanya ayahnya. "Ketika kesulitan mendatangimu, bagaimana kau menghadapinya? Apakah kamu wortel, telur atau kopi?" Bagaimana dengan kamu?

Apakah kamu adalah wortel yang kelihatannya keras, tapi dengan adanya penderitaan dan kesulitan, kamu menyerah, menjadi lunak dan kehilangan kekuatanmu. Apakah kamu adalah telur, yang awalnya memiliki hati lembut? Dengan jiwa yang dinamis, namun setelah adanya kematian, patah hati, perceraian atau pemecatan menjadi keras dan kaku. Dari luar kelihatan sama, tetapi apakah kamu menjadi pahit dan keras dengan jiwa dan hati yang kaku? Ataukah kamu adalah bubuk kopi? Bubuk kopi merubah air panas, sesuatu yang menimbulkan kesakitan, untuk mencapai rasanya yang maksimal pada suhu 100 derajat Celcius. Ketika air mencapai suhu terpanas, kopi terasa semakin nikmat. Jika kamu seperti bubuk kopi, ketika keadaan menjadi semakin buruk, kamu akan menjadi semakin baik dan membuat keadaan di sekitarmu juga membaik.

| 0 komentar ]



Awas Stroke Karena Sering Naik Motor


Dear all,


Semoga bermanfaat buat para pengendara motor....Aman Berkendara Awas Lumpuh Wajah! Awas Lumpuh Wajah! Jangan anggap enteng terpaan angin yang terus-menerus menampar bagian wajah. Paparan secara intens ini berpotensi mengakibatkan kelumpuhan di wajah. "Bahasa medisnya Bell's Palsy.

Ini semacam stroke di wajah. Bedanya stroke dalam keadaan tak sadar. Bell's Palsy penderita masih dalam keadaan siuman," jelas dr. Enrico A. Rina ldi, kepala klinik PT Ristra Indolab.. Penyebab Bell's Palsy yakni angin yang masuk ke dalam tengkorak atau Foramen Stilo Mastoideum. Angin dingin dari arah depan ini membuat syaraf di sekitar wajah sembab lalu membesar.

Akibatnya syaraf terjepit. Ini yang menyebabkan kelumpuhan Hal ini yang dialami oleh Widiarko Guruh, staf desain grafis Majalah MOTOR. "Wajah terasa kaku. Mata sulit digerakkan. Sekarang dalam proses fisioterapi. Kejadian yang sama juga dialami oleh beberapa pengendara di lokasi pengobatan," jelasnya. Dari pengalamannya dan rekannya yang sesama penderita terungkap, mereka tidak menggunakan helm tertutup. Akibatnya, angin yang rutin menerpa bagian muka mengakibatkan syaraf nomor tujuh mengalami pembengkakan. "Syaraf itu bernama Nervous Fascialis.

Biasanya penderita mengalami gejala awal rasa nyeri di kepala, di dalam telinga dan sudut rahang. Timbulnya mendadak dan di pagi hari," jelas dokter yang juga pengendara Yamaha Mio 2006 ini. Untuk itu, dr. Enrico mewanti agar pengendara motor tidak asal menggunakan perlengkapan keselamatan. "Helm fullface yang benar satu-satunya cara agar terhindar dari Bell's Palsy. Pilihlah helm yang tidak terlalu ketat juga tidak longgar," jelasnya. Ia juga menegaskan penggunaan helm halfface ditambah google tidak cukup membantu.. Sebab, peranti itu hanya melindungi bagian mata. Muke ente masih tetap kan tampar angin.Penderita Bell's Palsy mesti mendapat perawatan yang cepat. Dikasih Preadnisone. "Kecenderungannya mata juga kering. Teteskan tiap hari. Sebagian besar penderita akan sembuh spontan. Makin cepat pengobatan makin baik," ungkapnya.


PENTINGNYA BERJAKET


Selain itu dr.. Endrico juga memberi wejangan. Bukan Cuma wilayah muka, bagian dada juga perlu mendapat proteksi. Kan masih banyak pengendara yang tidak mengindahkan bagian ini. Padahal, terdapat organ vital di sektor itu. "Gunakan jaket tertutup. Angin dingin saat berkendara bisa membuat organ terganggu dalam waktu yang lama," jelasnya. Ia juga menilai penggunaan windshield di beberapa motor cukup membantu menahan terpaan angin ke dada. "Selama tidak mengganggu keselamatan penggunaan windshield sangat baik," paparnya..

| 0 komentar ]



Kita tidak mungkin membayangkan dunia ini dipenuhi dengan dua jenis manusiayang sama persis. Frase "dua jenis" dan "sama persis" saja sudah kedengarankontradiktif. Bagaimana ia bisa dikatakan dua jenis jika atributnya samapersis? Tidak sulit untuk kita pahami bersama bahwa Allah SWT memangmenciptakan manusia dalam jenis laki-laki dan perempuan denganperbedaan-perbedaan yang terlalu nyata untuk dibantah oleh siapa pun.Masalah dari gerakan feminisme ala Barat kurang lebih sama seperti karakterperempuan pada umumnya ; mereka seringkali terlalu sensitif dan reaktifterhadap segala sesuatu yang membedakan mereka dari lelaki.


Seolah-olah setiap pembedaan itu selalu bermakna negatif. Seolah-olah perempuan selaludirendahkan dari lelaki jika mereka dianggap berbeda dari segi apa pun darikaum Adam. Padahal, jika mau mempelajari masalah ini secara seksama, tidakmesti demikian. Masalahnya adalah pada pengambilan sudut pandang yangsalah, dan ini bisa terjadi baik pada lelaki maupun perempuan.Sensitifitas perempuan, misalnya, seringkali dianggap sebagai suatu hal yangburuk. Kaum lelaki kadang menganggap perempuan sebagai makhluk yang manja,terlalu peka, *overreacting*, dan sebagainya.


Ironisnya, kaum perempuansendiri mengikuti begitu saja pandangan sebagian kaum lelaki yang sepertiini. Oleh karena itu, kaum feminis langsung menolak mentah-mentah jikaperempuan dibilang lebih sensitif atau lebih mengutamakan perasaan daripadapikirannya. Padahal "sensitif" adalah sebuah kata yang netral, tidakberkonotasi baik maupun buruk. Artinya, selain ada penyimpangan yang dapatterjadi akibat sensitifitas yang berlebihan, ada pula sisi positif dariatribut yang satu ini.Kita sering mendengar cerita tentang seorang ibu yang baru saja selesaiber­-*jihad* melahirkan anaknya.


Berjam-jam ia berjuang melawan rasa sakityang tak terbayangkan, bahkan hingga bersimbah darah. Namun setelah bayiitu lahir, dan dilihatnyalah wajah bayi itu, kemudian ditimang-timangnyadalam pelukan, hilanglah rasa sakit itu semuanya. Bukankah ini adalahproduk dari sensitifitas itu sendiri? Saking sensitif perasaannya, rasasakit yang sangat pun bisa terlupakan jika ada emosi yang lebih besar, yaitukebahagiaan menggendong anak yang lahir dari rahimnya. Meskipun darah masihterus mengalir, namun keadaan emosional bisa mengatasi kesulitan fisik padasaat itu.Kaum lelaki, yang identik dengan obyektifitas dan ketajaman akal, tidak akanmampu melakukan hal yang serupa. Kemampuannya mengurusi dua hal sekaligusakan membuatnya sangat tersiksa saat melahirkan (andaikan memang lelaki bisamelahirkan). Sakit iya, bahagia pun iya.


Akhirnya ia hanya bisa tersenyumsanggil meringis-ringis, karena rasa sakitnya tidak sirna meskipun hatinyabahagia.Coba bayangkan seandainya ibu kita Khadijah ra. bukanlah seorang perempuanyang amat lembut dan sensitif hatinya. Ketika Rasulullah saw. menggigilketakutan setelah menerima wahyu, hati Khadijah ra.-lah yang cukup sensitifuntuk merasakan kebenaran dari wahyu tersebut. Khadijah ra.-lah yanghatinya begitu kuat melakukan pembelaan secara emosional terhadap suaminya.Ketika Rasulullah saw. merasa ragu dan ngeri, dengarkanlah pembelaanemosional sang istri terhadapnya :*"Tidak! Demi Allah, Allah tidak akan menghinakanmu selamanya, karenaengkau suka menyambung tali persaudaraan, ikut menanggung beban orang lain,memberi makan orang yang miskin, menjamu tamu dan menolong orang yangmenegakkan kebenaran!"*Dalam cerita-cerita kepahlawanan *mujahidin *Palestina yang *syahid* melawankaum Zionis, kita temukan kaum ibu yang mencetak para pahlawan dari rumahnyasendiri. Hatinya yang sensitif memang mampu merasakan takut, namunsensitifitas itu pula yang menyebabkan mereka begitu kuat berpihak padakebenaran.


Perasaan itulah yang memberi mereka kekuatan melepasanak-anaknya untuk pergi bertempur dan siap untuk menerima mereka kembalidalam keadaan sudah menjadi *syuhada*. Meskipun kelak menangis-nangis jugamelihat anaknya *syahid*, namun di sana juga ada rasa bangga yang membuncahtinggi yang dengan segera akan mengobati sakit karena kehilangan.Perempuanlah yang paling mampu bersabar dengan janji Allah SWT pada orangtua yang mengirimkan anak-anaknya ke surga dengan predikat *syuhada*.***Pilih Lelaki atau Perempuan?*Ketika isu homoseksualitas merebak, mulai dari 'fatwa' Siti Musdah Muliayang menghalalkan komoseksualitas hingga pada kasus Ryan dari Jombang,status jenis kelamin kembali diperdebatkan. Baik-buruknya homoseksualitaskembali mendapat sorotan, dan ini adalah sebuah kesempatan yang sangat baikbagi dakwah, jika kita mampu memanfaatkannya.Salah satu hal yang menarik dari kasus Ryan adalah terungkapnya kenyataanbahwa kaum homoseksual - terutama *gay* - memang memiliki kecenderunganlebih besar untuk melakukan kekerasan, terutama jika merasa dikhianati.


Hal ini bukan merupakan hasil kesimpulan para ulama dan psikolog belaka,melainkan juga pengakuan dari kaum homoseksual sendiri. Logikanya, karenajumlah kaum homoseksual memang sangat minoritas, maka jika pasangannyameninggalkannya, muncullah perasaan putus asa karena khawatir takkan lagimendapatkan pasangan. Penjelasan ini cukup logis dan dapat diterima. Namunteori ini belum bisa menjelaskan baik-buruknya homoseksualitas danketidakseimbangan yang dihasilkannya pada diri manusia secara personalmaupun peradaban manusia pada umumnya.Hemat saya, jenis kelamin adalah satu paket dengan atribut-atribut mentalyang mengiringinya. Jika memiliki kelamin lelaki, maka ia harus pulamemiliki atribut-atribut kelelakian, demikian pula sebaliknya. Keseimbanganakan terganggu jika atribut-atribut ini dimiliki secara setengah-setengah.Perhatikan, ketika saya mengatakan "harus memiliki", itu artinya mereka yangbelum memilikinya harus berjuang agar bisa mendidik dirinya sendiri untukmemiliki atribut-atribut tersebut.Yang terjadi pada kaum *gay* seperti Ryan adalah perilaku impulsif yang bisameledak tanpa peringatan sebelumnya karena sesuatu hal yang memancingkemarahannya. Karena salah bicara saja, ada orang sesama *gay* yanglangsung dihabisinya di tempat. Ini adalah bukti ketidaksempurnaan atributyang dimilikinya. Seorang lelaki memang tidak sesensitif perempuan, namunjika kemarahan sudah di ubun-ubun, maka penyelesaian secara fisik adalahopsi yang akan diambilnya. Payahnya, Ryan memiliki perasaan sensitifseorang perempuan sehingga membuatnya mudah terluka, dan di sisi lain jugamemiliki atribut lelaki yang mengambil opsi kekerasan fisik.


Hasilnya adalah sebagaimana yang dapat ditemukan di halaman rumahnya sendiri.Penjelasan ini, menurut saya, menunjukkan bahwa pada akhirnya kita memangharus memilih : akan menjadi lelaki atau perempuan? Kaum pembelahomoseksual selalu mengatakan bahwa para waria itu memang lahir dengan fisiklelaki namun dengan perasaan seorang perempuan, namun penjelasan ini agaknyaterlalu menyederhanakan masalah. Pada kenyataannya, para waria itu -meskipun memiliki beberapa atribut perempuan - namun sisi kelaki-lakiannyatetaplah dominan. Demi kebaikan mereka sendiri, mereka harus berjuang untukmenjadi lelaki sejati, bukannya malah berpura-pura menjadi perempuan danterus menyakiti diri sendiri. Segala puji bagi Allah yang telah menciptakanagama yang sesuai dengan fitrah manusia.Kita pun harus menghentikan sikap terlalu mendramatisir masalah ini,sehingga tak perlu muncul klaim bahwa Allah SWT-lah yang telah menciptakanmereka dengan orientasi seksual yang demikian.


Klaim ini sepintaskedengaran seperti ideologi Mu'tazilah yang mengatakan bahwa karena AllahSWT tak mungkin menciptakan keburukan, maka segala yang buruk adalah ciptaanmanusia belaka. Pandangan ini sekilas kedengaran baik, namun jugamengimplikasikan bahwa di dunia ini ada hal-hal yang berada di luar kuasaAllah SWT. Padahal, Al-Qur'an pun menjelaskan bahwa Iblis pun meminta ijinAllah sebelum menggoda manusia.Di sisi lain, klaim ini seolah menutup mata terhadap hal-hal buruk lain yangdijadikan Allah SWT sebagai ujian terhadap manusia. Ada orang yang,misalnya, punya kecenderungan menyakiti orang lain dengan lisannya. AbuDzar al-Ghifari ra. adalah seorang sahabat Rasulullah saw. yangdiwanti-wanti untuk menjaga lisannya, karena ia lebih tajam daripadapedang. Ada pula yang punya kecenderungan berbohong, malas, bahkan sukamencuri (*kleptomaniac*).


Apakah mereka ini tidak wajib berjuang mendidikdirinya sendiri untuk melepaskan diri dari sifat-sifat buruk tadi? Tentuwajib! Oleh karena itu, kaum homoseksual pun memiliki kewajiban untukkembali ke jalan yang lurus. Bukankah agama adalah tuntunan bagi manusiayang ingin mendapatkan *ridha* Allah SWT?*Siapa yang bertaubat sebelum matahari terbit dari Barat, maka Allah akanmenerima taubatnya. **(H.R. Muslim)** **Sesungguhnya Allah 'Azza wa Jalla menerima taubat hamba-Nya sebelum nyawasampai di tenggorokannya.** (H.R. Muslim)*wassalaamu'alaikum wr. wb.

| 0 komentar ]


Indahnya Kasih Sayang

Mahasuci ALLOH, Zat yang Maha Mengaruniakan kasih sayang kepada makhluk-makhluk Nya. Tidaklah kasih sayang melekat pada diri seseorang, kecuali akan memperindah orang tersebut, dan tidaklah kasih sayang terlepas dari diri seseorang, kecuali akan memperburuk dan menghinakan orang tersebut.

Betapa tidak? Jikalau kemampuan kita menyayangi orang lain tercerabut, maka itulah biang dari segala bencana, karena kasih sayang ALLOH Azza wa Jalla ternyata hanya akan diberikan kepada orang-orang yang masih hidup kasih sayang di kalbunya.

Karenanya, tidak bisa tidak, kita harus berjuang dengan sekuat tenaga agar hati nurani kita hidup. Tidak berlebihan jikalau kita mengasahnya dengan merasakan keterharuan dari kisah-kisah orang yang rela meluangkan waktu untuk memperhaikan orang lain. Kita dengar bagaimana ada orang yang rela bersusah-payah membacakan buku, koran, atau juga surat kepada orang-orang tuna netra, sehingga mereka bisa belajar, bisa dapat informasi, dan bisa mendapatkan ilmu yang lebih luas.

Rasulullah SAW dalam hal ini bersabda, "ALLOH SWT mempunyai seratus rahmat (kasih sayang), dan menurunkan satu rahmat (dari seratus rahmat) kepada jin, manusia, binatang, dan hewan melata. Dengan rahmat itu mereka saling berbelas-kasih dan berkasih sayang, dan dengannya pula binatang-binatang buas menyayangi anak-anaknya. Dan (ALLOH SWT) menangguhkan 99 bagian rahmat itu sebagai kasih sayang-Nya pada hari kiamat nanti." (H.R. Muslim).

Dari hadis ini nampaklah, bahwa walau hanya satu rahmat-Nya yang diturunkan ke bumi, namun dampaknya bagi seluruh makhluk sungguh luar biasa dahsyatnya. Karenanya, sudah sepantasnya jikalau kita merindukan kasih sayang, perhatian, dan perlindungan ALLOH SWT, tanyakanlah kembali pada diri ini, sampai sejauhmana kita menghidupkan kalbu untuk saling berkasih sayang bersama makhluk lain?


Kasih sayang dapat diibaratkan sebuah mata air yang selalu bergejolak keinginannya untuk melepaskan beribu-ribu kubik air bening yang membuncah dari dalamnya tanpa pernah habis. Kepada air yang telah mengalir untuk selanjutnya menderas mengikuti alur sungai menuju lautan luas, mata air sama sekali tidak pernah mengharapkan ia kembali.


Sama pula seperti pancaran sinar cerah matahari di pagi hari, dari dulu sampai sekarang ia terus-menerus memancarkan sinarnya tanpa henti, dan sama pula, matahari tidak mengharap sedikit pun sang cahaya yang telah terpancar kembali pada dirinya. Seharusnya seperti itulah sumber kasih sayang di kalbu kita, ia benar-benar melimpah terus tidak pernah ada habisnya.

Tidak ada salahnya agar muncul kepekaan kita menyayangi orang lain, kita mengawalinya dengan menyayangi diri kita dulu. Mulailah dengan menghadapkan tubuh ini ke cermin seraya bertanya-tanya: Apakah wajah indah ini akan bercahaya di akhirat nanti, atau justru sebaliknya, wajah ini akan gosong terbakar nyala api jahannam?

Tataplah hitamnya mata kita, apakah mata ini, mata yang bisa menatap ALLOH, menatap Rasulullah SAW, menatap para kekasih ALLOH di surga kelak, atau malah akan terburai karena kemaksiyatan yang pernah dilakukannya?

Rabalah bibir manis kita, apakah ia akan bisa tersenyum gembira di surga sana atau malah bibir yang lidahnya akan menjulur tercabik-cabik?!

Perhatikan tubuh tegap kita, apakah ia akan berpendar penuh cahaya di surga sana, sehingga layak berdampingan dengan si pemiliki tubuh mulia, Rasulullah SAW, atau tubuh ini malah akan membara, menjadi bahan bakar bersama hangusnya batu-batu di kerak neraka jahannam?

Ketika memandang kaki, tanyakanlah apakah ia senantiasa melangkah di jalan ALLOH sehingga berhak menginjakkannya di surga kelak, atau malah akan dicabik-cabik pisau berduri.

Memandang mulusnya kulit kita, renungkanlah apakah kulit ini akan menjadi indah bercahaya ataukah akan hitam legam karena gosong dijilat lidah api jahannam?

Mudah-mudahan dengan bercermin sambil menafakuri diri, kita akan lebih mempunyai kekuatan untuk menjaga diri kita.

Jangan pula meremehkan makhluk ciptaan ALLOH, sebab tidaklah ALLOH menciptakan makhluk-Nya dengan sia-sia. Semua yang ALLOH ciptakan syarat dengan ilmu, hikmah, dan ladang amal. Semua yang bergerak, yang terlihat, yang terdengar, dan apa saja karunia dari ALLOH adalah jalan bagi kita untuk bertafakur jikalau hati ini bisa merabanya dengan penuh kasih sayang.

Dikisahkan di hari akhir datang seorang hamba ahli ibadah kepada ALLOH, tetapi ALLOH malah mencapnya sebagai ahli neraka, mengapa? Ternyata karena suatu ketika si ahli ibadah ini pernah mengurung seekor kucing sehingga ia tidak bisa mencari makan dan tidak pula diberi makan oleh si ahli ibadah ini. Akhirnya mati kelaparanlah si kucing ini. Ternyata walau ia seorang ahli ibadah, laknat ALLOH tetap menimpa si ahli ibadah ini, dan ALLOH menetapkannya sebagai seorang ahli neraka, tiada lain karena tidak hidup kasih sayang di kalbunya.

Tetapi ada kisah sebaliknya, suatu waktu seorang wanita berlumur dosa sedang beristirahat di pinggir sebuah oase yang berair dalam di sebuah lembah padang pasir. Tiba-tiba datanglah seekor anjing yang menjulur-julurkan lidahnya seakan sedang merasakan kehausan yang luar biasa. Walau tidak mungkin terjangkau kerena dalamnya air di oase itu, anjing itu tetap berusaha menjangkaunya, tapi tidak dapat. Melihat kejadian ini, tergeraklah si wanita untuk menolongnya. Dibukalah slopnya untuk dipakai menceduk air, setelah air didapat, diberikannya pada anjing yang kehausan tersebut. Subhanallah, dengan ijin ALLOH, terampunilah dosa wanita ini.

Demikianlah, jikalau hati kita mampu meraba derita makhluk lain, insya ALLOH keinginan untuk berbuat baik akan muncul dengan sendirinya.

Kisah lain, ketika suatu waktu ada seseorang terkena penyakit tumor yang sudah menahun. Karena tidak punya biaya untuk berobat, maka berkunjunglah ia kepada orang-orang yang dianggapnya mampu memberi pinjaman biaya.

Bagi orang yang tidak hidup kasih sayang di kalbunya, ketika datang orang yang akan meminjam uang ini, justru yang terlintas dalam pikirannya seolah-olah harta yang dimilikinya akan diambil oleh dia, bukannya memberi, malah dia ketakutan akan hartanya karena disangkanya akan habis atau bahkan jatuh miskin.

Tetapi bagi seorang hamba yang tumbuh kasih sayang di kalbunya, ketika datang yang akan meminjam uang, justru yang muncul rasa iba terhadap penderitaan orang lain. Bahkan jauh di lubuk hatinya yang paling dalam akan membayangkan bagaimana jikalau yang menderita itu dirinya. Terlebih lagi dia sangat menyadari ada hak orang lain yang dititipkan ALLOH dalam hartanya. Karenanya dia begitu ringan memberikan sesuatu kepada orang yang memang membutuhkan bantuannya.

Ingatlah, hidupnya hati hanya dapat dibuktikan dengan apa yang bisa kita lakukan untuk orang lain dengan ikhlas. Apa artinya hidup kalau tidak punya manfaat? Padahal hidup di dunia ini cuma sekali dan itupun hanya mampir sebentar saja. Tidak ada salahnya kita berpikir terus dan bekerja keras untuk menghidupkan kasih sayang di hati ini. Insya ALLOH bagi yang telah tumbuh kasih sayang di kalbunya, ALLOH Azza wa Jalla, Zat yang Maha Melimpah Kasih Sayang-Nya akan mengaruniakan ringannya mencari nafkah dan ringan pula dalam menafkahkannya di jalan ALLOH, ringan dalam mencari ilmu dan ringan pula dalam mengajarkannya kepada orang lain, ringan dalam melatih kemampuan bela diri dan ringan pula dalam membela orang lain yang teraniaya, Subhanallah.

Cara lain yang dianjurkan Rasulullah SAW untuk menghidupkan hati nurani agar senantiasa diliputi nur kasih sayang adalah dengan melakukan banyak silaturahmi kepada orang-orang yang dilanda kesulitan, datang ke daerah terpencil, tengok saudara-saudara kita di rumah sakit, atau pula dengan selalu mengingat umat Islam yang sedang teraniaya, seperti di Bosnia, Checnya, Ambon, Halmahera, atau di tempat-tempat lainnya.

Belajarlah terus untuk melihat orang yang kondisinya jauh di bawah kita, insya ALLOH hati kita akan melembut karena senantiasa tercahayai pancaran sinar kasih sayang. Dan hati-hatilah bagi orang yang bergaulnya hanya dengan orang-orang kaya, orang-orang terkenal, para artis, atau orang-orang elit lainnya, karena yang akan muncul justru rasa minder dan perasaan kurang dan kurang akan dunia ini, Masya ALLOH.

| 0 komentar ]

Bicara Dengan Bahasa Hati

Tak ada musuh yang tak dapat ditaklukkan oleh cinta. Tak ada penyakit yang tak dapat disembuhkan oleh kasih sayang. Tak ada permusuhan yang tak dapat dimaafkan oleh ketulusan. Tak ada kesulitan yang tak dapat dipecahkan oleh ketekunan. Tak ada batu keras yang tak dapat dipecahkan oleh kesabaran. Semua itu haruslah berasal dari hati anda.

Bicaralah dengan bahasa hati, maka akan sampai ke hati pula. Kesuksesan bukan semata-mata betapa keras otot dan betapatajam otak anda, namun juga betapa lembut hati anda dalam
menjalani segala sesuatunya.Anda tak kan dapat menghentikan tangis seorang bayi hanya dengan merengkuhnya dalam lengan yang kuat. Atau, membujuknya dengan berbagai gula-gula dan ata-kata manis. Anda harus mendekapnya hingga ia merasakan detak jantung yang tenang
jauh di dalam dada anda.

Mulailah dengan melembutkan hati sebelum memberikannya pada
keberhasilan anda.


Hati Ibarat Rumah

Ada tiga macam rumah, Pertama Rumah raja, di dalamnya ada simpanannya, tabungannya serta perhiasannya. Kedua Rumah hamba, di dalamnya ada simpanan, tabungan dan perhiasan yang tidak seperti yang dimiliki seorang raja. Dan ketiga adalah Rumah kosong, tidak ada isinya.

Jika datang seorang pencuri, rumah mana yang akan dimasukinya?

Apabila anda menjawab, ia akan masuk rumah yang kosong, tentu suatu hal yang tidak masuk akal, karena rumah kosong tidak ada barang yang bisa dicurinya.

Karena itulah dikatakan kepada Ibnu Abbas Radhiallahu 'anhu, bahwa ada orang-orang Yahudi mengklaim bahwa di dalam shalat, mereka 'tidak pernah terganggu', Maka Ibnu Abbas berkata: "Apakah yang bisa dikerjakan oleh syetan dalam rumah yang sudah rusak?"

Bila jawaban anda adalah: "Pencuri itu akan masuk rumah raja." Hal tersebut bagaikan sesuatu yang hampir mustahil, karena tentunya rumah raja dijaga oleh penjaga dan tentara, sehingga pencuri tidak bisa mendekatinya.

Bagaimana mungkin pencuri tersebut mendekatinya sementara para penjaga dan tentara senantiasa siap siaga di sekitar raja?

Sekarang tinggal rumah ketiga, maka hendaklah orang-orang berakal memperhatikan permisalan ini sebaik-baiknya, dan menganalogikannya (rumah) dengan hati, karena inilah yang dimaksudkannya.

Hati yang kosong dari kebajikan, yaitu hati orang-orang kafir dan munafik, adalah rumah setan, yang telah menjadikannya sebagai benteng bagi dirinya dan sebagai tempat tinggalnya. Maka adakah rangsangan untuk mencuri dari rumah itu sementara yang ada didalamnya hanyalah peninggalan setan, simpanannya dan gangguannya? (
rumah ketiga).

Hati yang telah dipenuhi dengan kekuasaan Allah Subhanahu wa ta'ala dan keagungan-Nya, penuh dengan kecintaanNya dan senantiasa dalam penjagaan-Nya dan selalu malu darinya, Syetan mana yang berani memasuki hati ini? Bila ada yang ingin mencuri sesuatu darinya, apa yang akan dicurinya? (
rumah pertama).

Hati yang di dalamnya ada tauhid Allah, mengerti tentang Allah, mencintaiNya, dan beriman kepadaNya, serta membenarkan janjiNya, Namun di dalamnya ada pula syahwat, sifat-sifat buruk, hawa nafsu dan tabiat tidak baik. Hati ini ada diantara dua hal. Kadang hatinya cenderung kepada keimanan, ma'rifah dan kecintaan kepada Allah semata, dan kadang condong kepada panggilan syetan, hawa nafsu dan tabiat tercela.(
rumah kedua)
Hati semacam inilah yang dicari oleh syetan dan diinginkannya. Dan Allah memberikan pertolongan-Nya kepada yang dikehendakiNya. "Dan kemenanganmu hanyalah dari Allah Yang Maha Perkasa lagi maha bijaksana." (Ali Imran:126)

Syetan tidak bisa mengganggunya kecuali dengan senjata yang dimilikinya, yang dengannya ia masuk dalam hati. Di dalam hati seperti ini syetan mendapati senjata-senjatanya yang berupa syahwat, syubhat, khayalan-khayalan dan angan-angan dusta yang berada di dalam hati.

Saat memasukinya, syetan mendapati senjata-senjata tersebut dan mengambilnya serta menjadikannya menetap di hati. Apabila seorang hamba mempunyai benteng keimanan yang mengimbangi serangan tersebut, dan kekuatannya melebihi kekuatan penyerangnya, maka ia akan mampu mengalahkan syetan. Tiada daya dan kekuatan kecuali dari Allah semata.


| 0 komentar ]


Kata-kata Motivasi berikut saya dapatkan dari sebuah buku berjudul Reallionaire yang menceritakan tentang seorang anak yang bernama Farrah Gray, 14 tahun menjadi jutawan termuda di Amerika. Anak sekolahan biasa, latar belakang bukan dari anak orang kaya, namun menjadi pengusaha besar di usia 14 tahun.

“Saya tidak pernah miskin, Hanya tidak punya uang. Kemiskinan adalah kerangka berpikir. Sedangkan tidak punya uang hanya kondisi sementara”

kisahnya dimulai dari kejadian tidak sengaja Farrah Gray ketika menumpahkan lotion. Dari kejadian tdk sengaja ini, ia punya ide menjual lotion buatannya sendiri ke tetangga-tetangganya. Ide yang simple, dimulai dari hal yang kecil, menjual 3 botol dan akhirnya laris, walau keuntungan yang diperoleh boleh dibilang tidak sengaja, karena rata-rata tetangganya memberikan uang lebih karena farrah gray tidak mempunyai uang kembalian. Dari lotion percobaan ini, menimbulkan percaya dirinya makin besar, boleh dibilang terlalu pede, ia membuat kartu nama dengan nama perusahaan, padahal perusahaanya sendiri blum ada. Yah..mungkin itulah yang saya liat jadi modal utama dia : Keyakinan yang besar.. Dari keyakinan yg besar ini, dia mengajak beberapa teman dan saudaranya untuk mewujudkan impiannya tadi… dan mengalami proses-prosesnya…


| 1 komentar ]

  1. Saat-saat terindah dalam hidupku adalah manakala aku dilahirkan selamat oleh ibuku, walaupun saat itu aku tidak tahu tetapi aku yakin saat itu orangtuaku merasakan kebahagiaan yang luar biasa. Saat itulah aku menghirup udara di dunia ini dan saat itu pula aku merasakan kehangatan dekapan ibu yang paling aku sayangi.
Ini foto anakku yang pertama Aji namanya, mungkin saat kecilku seperti anakku ini

Ini anakku yang kedua namanya Ayu, SeAyu ibunya istri pendamping hidupku saat ini

2. Kebahagianku berikutnya adalah saat aku menyelesaikan ekolah tertinggiku, yaitu dapat menyandang gelar sarjana di IKIP Jakarta Jurusan Pendidikan Teknik Elektronika. Karena dengan bekal ijazah sarjanaku aku dapat membahagiakan keluarga besarku.


Foto bersama setelah acara wisuda di IKIP Jakarta tahun 1998

3. Kebahagianku yang ketiga manakala aku menjadi pengantin, betapa aku bahagia karena orang yang menjadi pendamping hidupku adalah orang yang paling aku cintai, begitu juga orang yang aku cintai adalah orang yang sabar dan penuh pengertian.

Aku, istri dan mas kawinku (berupa uang RP. 40101,-)

Aku saat diijab Qabul sama penghulu di DS Petunjungan Kec Bulakamba Kab Brebes

| 0 komentar ]



Pengalamanku mengajar, sebenarnya dimulai semenjak aku masih di bangku kuliah dulu, tepatnya semenjak aku duduk di semester 4 sekitar tahun 1993 aku mulai mengajar honor di salah satu SMK swasta di Jakarta Timur. Nama sekolahnya kalo tidak salah SMK Dharma Utama. Disini aku mulai mencoba menambah pengalaman untuk mengisi saat-saat luang kuliah. Tahun berikutnya aku kenal dengan teman dari Indramayu ( Burhanuddin) namanya, yang saat itu bekerja di salah satu Restoran ternama di Jl. Sudirman, aku diajak bekerja part time di restoran tersebu, untuk hari Sabtu dan minggu. Akupun menerima untuk nambah pengalaman saat itu. Kerja direstoran ternyata agak berat sehingga aku menfokuskan untuk mengisi pengalaman di bidang pendidikan
.Sekolahku tempat aku mengajar kini SMK N 1 Bulakamba

Selain itu hari-hariku disibukkan dengan mengajar anak-anak les prifat untuk mata pelajaran Matematika dan Fisika untuk SMP. Sampai akhirnya lulus pada tahun 1997. Setelah lulus aku melamar di sebuah SMK dan SMP Bhakti di Cawang, SMP Karya Iman di Cikarang Bekasi dan SMP Negeri 74 di Jakarta Timur. Kegiatan itu aku lalui pada tahun sekitar 1998 s/d akhir tahun 2000. Saat ada pengangkatan guru CPNS di Kab Brebes Aku diterima di Kab Brebes.
Murid didikanku yang sedang praktek

Terhitung mulai April 2001 aku ditempatkan di SMK Negeri Bulakamba sampai sekarang. Di SMK Negeri Bulakamba aku mengampu pelajaran Produktif Teknik Audio Video. Dan secara struktural aku dipercaya untuk menjabat Kepala Progaram Keahlian Teknik Audio Video mulai tahun ajaran 2007 sampai sekarang.
Kelas III Teknik Audio Video tahun Pelajaran 2007/2008

| 0 komentar ]

Seingatku tahun pelajaran 1977/1978 aku mulai masuk sekolah di SD Negeri Slawi 04. Dimana saat itu aku baru mulai sekolah di SD yang kata orang waktu itu SD yang paling banyak orang keturunan (Wong Cina) karena aku tidak sempat mengenyam sekolah TK. Akupun nggak tahu maksud orang tuaku, kenapa aku disekolahkan di SD ini. Yang jelas 6 tahun berjalan tidak ada hal-hal yang merintangi aku sampai kemudian aku lulus dengan predikat yang memuaskan.

Aku lulus dari SD N Slawi 04 pada tahun 1983, kemudian melanjutkan ke SMP Negeri 1 Slawi. Saat itu SMP N 1 Slawi adalah SMP yang favorit dan tidak sembarangan anak bisa masuk ke sekolah ini. Hanya anak-anak yang mempunyai nilai Ebtanas yang tinggi yang bisa masuk sekolah ini. Dari sekolah SMP yang favorit ini aku mulai terbiasa dengan hal-hal yang disiplin. Diantaranya disiplin dalam hal belajar. Karena kalau tidak demikian aku akan tertinggal jauh dari anak-anak yang lainnya yang pinter-pinter. Tiga tahun lamanya aku menimba ilmu di SMP N 1 Slawi dan akhirnya aku berhasil lulus dengan predikat yang memuaskan pulapada tahun 1986. Nggak percuma aku sekolah di SMP N 1 Slawi, memang enak kalau terbiasa dengan hal-hal yang disiplin. Kita bisa memperoleh hasil yang sangat memuaskan.

Aku masih ingat saat aku coba mendaftar di sekolah SMA ku yang dulu, yaitu SMA Negeri 1 Slawi. Waktu itu aku hampir telat mendaftar. Hari terakhir aku mendaftar di SMA ku Waktu itu dan berhasil masuk ke sekolah ini walaupun dalam jajaran rangking pertengahan. Tepatnya tahun pelajaran 1986/1987 aku terdaftar menjadi siswa SMA Negeri 1 Slawi yang terkenal dengan SMA teladan di Kab Tegal saat itu.Setahun berjalan aku mulai keteteran dengan proses pembelajaran di sekolah ini yang serba cepat dan banyak sekali tugas-tugas yang diberikan guru. Tahun-tahun berikutnya aku mulai bisa mengimbangi dalam hal belajar dan dalam menerima pelajaran. sehingga aku tidak sempat DO (Droup Out ) dan kemudian sekitar tahun 1989 aku lulus dengan predikat yang memuaskan pula.

Selesai dari SMA tahun 1989 aku mencoba ikut di pendaftaran UMPTN (Ujian Masuk Perguruan Tinggi Negeri). Aku mengambil Jurusan Pertanian UGM saat itu, karena aku suka hal-hal yang berkaitan dengan makhluk hidup. Tapi saat itu memang belum nasib baik untukku dan mungkin Allah belum mengizinkan aku sehingga aku belum bisa kuliah di jurusan pertanianan UGM. Sehingga aku saat itu belum mempunyai kegiatan yang berarti. Sekitar bulan September 1989 aku ditawari kursus di BLK Suradadi dan aku ikutan dengan mengambil Program Teknisi (montir) radio/televisi. Awalnya aku segan tapi lama kelamaan aku senang dengan kegiatan di BLK Suradadi. Kemudian aku lulus kursus sekitar bulan Januari 1990. Dengan bekal sertifikat kursus aku mencoba melamar di Perusahaan yang berkaitan dengan Elektronika. Dirumah pun aku coba mandiri dengan menerima service elektronika saat itu.

Foto bersama setelah Wisuda ditahun 1998

Kesempatan kedua UMPTN tidak sia-siakan , pada bulan Juni 1990 aku mendaftar di IKIP Yogyakarta dengan mengambil jurusan Biologi, dan tahun yang sama aku mendaftar Jurusan Teknik Elektronika IKIP Jakarta. Tetapi aku diterima di IKIP Jakarta Jurusan Teknik Elektronika tahun 1990. Walaupun saat itu aku nggak pernah ke Jakarta tapi aku akhirnya lulus dengan selamat hingga mencapai gelar S.Pd ( Sarjana Pendidikan ). Perjalanan yang sangat melelahkan dalam mencapai gelar itu tetapi aku sungguh bangga. Karena saat nanti aku dapat menghidupi keluarga dengan gelar yang aku dapatkan itu.



Salaman dengan Rektor IKIP Jakarta saat itu Prof Dr Sucipto

| 0 komentar ]


Musin hujan menandai awal dari perjalananku di dunia yang fana ini. Tepatnya di akhir Januari aku dilahirkan, yaitu pada tanggal 25 Januari tahun 1970, aku dikeluarkan dari rahim ibuku. Saat itu aku terlahir sebagai anak yang ke-8 dari pasangan Sutarno dan Ratmah sebagai orang tua kandungku dan diberi nama "Heru Santoso". Dua tahun kemudian baru adikku sebagi anak terakhir anak yang ke-9.

Sejak awal ORTU sudah menganut paham KB (Keluarga Besar) karena saat itu Program Yang benar-benar KB (Keluarga Berencana) belum ada saat itu. Ada enak dan enggaknya mempunyai Keluarga Besar. Enaknya setelah aku tua nanti aku banyak saudara kandung, yang tentunya saat hari libur atau hari idul Fitri bayak yang dikunjaungi. Ketimbang Keluarga yang Kecil. Belum lagi kalo aku mengalami kesusahan nanti, banyak saudara yang dimintai bantuan, sekali lagi dibandingkan dengan Keluarga Kecil, banyak lagi yang lainnya. Nggak enaknya sebagai anggota Keluarga besar, aku merasa saat kecilku kasih sayangnya kurang maksimal dari kedua orang tuaku. Karena banyak anak kedua orang tuaku terpaksa harus banting tulang untuk mencukupi kebutuhan anak-anaknya saat itu.Belum lagi yang berkenaan dalam perekonomian rumah tangga, banyak kesulitan-kesulitan yang dihadapi oleh kedua orang tuaku.

Saat lebaran tahun 1996 berdiri dari kiri Mas Toto, Mas Gun, Mbak Titin, Aku, Dedi. Duduk kedua orang tuaku. Sebenarnya masih ada dari kakakku yang saat itu belum hadir

Aku terlahir dari Orang Tua yang tegar, yang tidak pasrah dengan keadaan.Sekalipun tergolong dalam golongan elit (ekonomi sulit) aku bangga dengan oranng tua yang sanggup menyekolahkan sampai ke Perguruan Tinggi dan sampai lulus. Itu tidak cuma aku, hampir semua kakakku dan terakhir adalah adikku mengenyam pendidikan sampai Perguruan Tinggi.

Masa kecilku nggak begitu indah tapi menyenangkan, karena mempunyai orang tua yang sungguh-sungguh tegar, bertanggung jawab, dan aku dilindungi oleh kakak-kakakku serta aku banyak saudara kandung tentunya. Aku sadar tanpa mereka semua aku bukanlah apa-apa dan tidak akan jadi siapa-siapa mungkin nantinya.

Kini kedua orang tuaku yang paling kukasihi telah lama pergi, semoga beliau mendapatkan tempat yang paling damai di sisiNya. Amin...,